Minggu, 17 April 2011

Belajar dari wanita

Secara umum, wanita atau pria yang lebih rentan stres? Secara fisiologis, otak wanita lebih kecil daripada otak pria. Meski lebih kecil, otak wanita bekerja 7-8 kali lebih keras dibanding pria pada saat menghadapi masalah. Selain itu, ada sebuah jembatan antara otak kanan dan otak kiri, jembatan ini disebut corpus collosum, jembatan pada prialebih tipis dan jarang, sedangkan pada wanita lebih tebal dan lebih banyak 30%. Wanita memandang persoalan lebih lebar dan menghubungkan satu hal dengan hal lainnya. Ini membuat
permasalahan lebih kompleks. Sementara itu, seringkali menurut pria hal satu dengan yang lainnya tidak berhubungan. Selain mental, secara fisik pun hal yang sama terjadi. Ini pun berlaku pada lebar tidaknya pandangan mata antara pria dan wanita. Wanita memandang lebih lebar dan pria lebih sempit. Makanya bila pria melihat wanita cantik lewat harus memutar lehernya,
sementara wanita yang memandang pria ganteng cukup dengan melirik saja.

Ada 3 dari banyak perangkat lainnya yang dipergunakan oleh wanita dalam menghadapi stres :
Berbagi 
Pria seharusnya mulai menghilangkan pola budaya turun-temurun, bahwa setiap masalah bisa dibereskan sendiri. Memendam dan memikirkan sendiri masalah sama seperti menyimpan bom yang sewaktu-waktu dapat meledak. Wanita ingin didengarkan, wanita berbicara tanpa mengharapkan solusi. Mereka berbicara untuk melepaskan apa yang ada dalam dirinya, dan ini menjadikan wanita lebih ringan menjalani hidupnya. Wanita suka sekali berbicara dengan sesama jenis, ini karena otak pria tidak didesain untuk mendengar. Namun, kurangnya keterampilan mendengar bukannya tidak bisa diubah, keterampilan ini bisa dikuasai pria dengan latihan.

Menangis 
Selain berbicara, wanita juga mengeluarkan emosinya dengan menangis. Namun hal ini dipandang tabu oleh sebagian besar pria. Ada sebuah hukum yang tertulis dalam budaya pria bahwa pria tidak boleh menangis, menangis adalah untuk wanita, untuk kaum yang lemah. Menangis bukanlah hak kaum wanita saja, menangis adalah hal yang sangat manusiawi. Sama seperti tertawa, menangis adalah sebuah luapan emosi. Bila emosi sudah mencapai titik tertentu, air mata muncul untuk meredakan perasaan yang bergejolak itu.

Pelukan
Yang satu ini jarang dilakukan pria, pelukan adalah obat termurah selain tertawa. Pelukan akan merangsang hormon oxytocin (hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian) keluar dan sekaligus menekan cortisol dan norepinephrine (hormon pemicu stres). Selain itu oxytocin baik untuk jantung dan pikiran kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar