Selasa, 17 April 2012

Kenakalan Remaja


Saat ini sedang ramai dibicarakan tentang kasus geng motor. Sebelumnya diberitakan, perkelahian yang melibatkan geng motor terjadi beberapa kali di wilayah Jakarta. Perkelahian itu menewaskan dua orang. Peristiwa ini diduga berawal dari kasus perkelahian yang terjadi pada 31 Maret lalu, dan menewaskan seorang anggota TNI AL bernama Arifin tewas di Pademangan, Jakarta Utara. Perkelahian
kembali pecah pada 7 April 2012, dan menewaskan seorang bernama Soleh di SPBU Shell, Danau Sunter, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Keesokan harinya pada 8 April 2012, kembali terjadi aksi pengeroyokan di Jl Raya Benyamin Suaeb, Kemayoran hingga mengakibatkan lima orang mengalami luka-luka dan satu motor dibakar.
Kasus ini adalah salah satu bentuk dari kenakalan remaja (juvenile delinquency) yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari berbagai pihak yang terkait. Tidak dapat disangkal bahwa keluarga berperan penting dalam kemunculan kenakalan remaja. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak. 
Delinkuensi yang dilakukan oleh anak-anak, remaja, dan adolesens itu pada umumnya merupakan produk dari konstitusi defektif mental orang tua, anggota keluarga dan lingkungan tetangga dekat, ditambah dengan nafsu primitif dan agresivitas yang tidak terkendali. Semua itu mempengaruhi mental dan kehidupan perasaan anak-anak muda yang belum matang dan sangat labil. Di kemudian hari proses ini berkembang menjadi bentuk defektif secara mental sebagai akibat dari proses pengkondisian oleh lingkungan sosial yang buruk.
Faktor keluarga yang mempengaruhi berkembangnya kenakalan remaja seperti (1) Pola kriminal ayah, ibu, atau salah satu anggota keluarga. Hal ini dapat mencetak pola kriminal hampir semua anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, tradisi, sikap hidup, kebiasaan, dan filsafat hidup keluarga sangat besar pengaruhnya dalam membentuk tingkah laku dan sikap setiap anggota keluarga. Temperamen orangtua yang agresif dan meledak-ledak, suka marah dan sewenang-wenang, serta kriminal, tidak hanya akan mentransformasikan defek temperamennya saja akan tetapi menimbulkan iklim yang mendemoralisir secara psikis. (2) Kualitas rumah tangga. Hal ini jelas memainkan peranan yang paling besar dalam membentuk kepribadian anak/remaja. Misalnya rumah tangga yang berantakan, perceraian, poligami, keluarga yang memiliki konflik keras,kesibukan orang tua, penolakan dari anggota keluarga, dan sebagainya. Akibatnya anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan tuntunan pendidikan orang tua; kebutuhan fisik maupun psikis anak-anak menjadi tidak terpenuhi, keinginan dan harapan menjadi tidak tersalurkan dengan memuaskan atau tidak mendapat kompensasi; anak tidak mendapat latihan fisik dan mental yang diperlukan untuk hidup susila, mereka tidak dibiasakan untuk disiplin dan kontrol diri yang baik. Hasil dari bentuk pengabaian yang telah diuraikan, anak menjadi bingung, risau, sedih, malu, sering diliputi perasaan dendam sehingga anak menjadi kacau dan liar. Di kemudian hari mereka mencari kompensasi bagi kerisauan batin sendiri di lingkungan keluarga yaitu menjadi salah satu anggota gang kriminal, melakukan banyak perbuatan kriminal. 

Perbaikilah kualitas rumah tangga demi perkembangan anak yang lebih baik. Keluarga berperan penting dalam pembentukan kepribadian anak. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar